Rencana dukun cilik Ponari dari Desa Balongsari Kecamatan Megaluh kembali masuk sekolah ternyata belum terwujud hingga Rabu, (18/2). "Rencananya sudah masuk sejak Selasa kemarin, tapi tidak tahu kenapa dibatalkan," kata guru kelas III SDN Balongsari I Suparli kepada Tempo.
Dalam catatan buku absensi, Ponari tercatat sudah 21 hari ijin. Bangku keempat dari depan, tempat duduk Ponari tetap kosong. Meski tidak pernah hadir di sekolah, Tita Suryawati guru kelas V, mengatakan Ponari tetap belajar di rumah dengan mendatangkan guru les. "Setiap hari dia belajar dari pukul enam sampai sembilan malam," kata Tita.
Meski demikian hingga hari ini pihak sekolah belum membicarakan tentang mekanisme penilaian hasil belajar mandiri yang dilakukan Ponari. "Sekolah belum merapatkan," tambah Tita.
Praktek Ponari sebelumnya sempat ditutup oleh Polres Jombang menyusul tewasnya empat orang akibat berdesak-desakan saat antre. Melalui sebuah acara seremonial, Kepala Polres Jombang Ajun Komisaris Besar Muhammad Khosim, mengumumkan kepada kalayak bahwa praktek cukun Ponari dihentikan. "Ponari ingin sekolah lagi," kata Khosim.
Namun, baru sehari praktek Ponari ditutup, warga dari berbagai kota terus berdatangan. Melihat fenomena itu, Bupati Jombang Suyanto mengatakan jasa dukun Ponari tidak tutup. Penutupan yang dilakukan polisi hanya bersifat sementara. “Waktu itu hanya untuk mengatur pengunjung yang antre di Desa Balongsari,” kata Suyanto yang ditemui Tempo, Rabu (11/2).
Pemerintah, menurut Suyanto, akan menata ulang mekanisme pengobatan yang akan dilakukan Ponari. Pengunjung akan diregistrasi danditentukan kapan kembali berobat. Begitu juga jumlah pasien akan dibatasi setiap harinya. “Ponari terlanjur diyakini masyarakat punya kelebihan, tidak arif kalau serta merta dihentikan,” ujar Suyanto.
Dalam catatan buku absensi, Ponari tercatat sudah 21 hari ijin. Bangku keempat dari depan, tempat duduk Ponari tetap kosong. Meski tidak pernah hadir di sekolah, Tita Suryawati guru kelas V, mengatakan Ponari tetap belajar di rumah dengan mendatangkan guru les. "Setiap hari dia belajar dari pukul enam sampai sembilan malam," kata Tita.
Meski demikian hingga hari ini pihak sekolah belum membicarakan tentang mekanisme penilaian hasil belajar mandiri yang dilakukan Ponari. "Sekolah belum merapatkan," tambah Tita.
Praktek Ponari sebelumnya sempat ditutup oleh Polres Jombang menyusul tewasnya empat orang akibat berdesak-desakan saat antre. Melalui sebuah acara seremonial, Kepala Polres Jombang Ajun Komisaris Besar Muhammad Khosim, mengumumkan kepada kalayak bahwa praktek cukun Ponari dihentikan. "Ponari ingin sekolah lagi," kata Khosim.
Namun, baru sehari praktek Ponari ditutup, warga dari berbagai kota terus berdatangan. Melihat fenomena itu, Bupati Jombang Suyanto mengatakan jasa dukun Ponari tidak tutup. Penutupan yang dilakukan polisi hanya bersifat sementara. “Waktu itu hanya untuk mengatur pengunjung yang antre di Desa Balongsari,” kata Suyanto yang ditemui Tempo, Rabu (11/2).
Pemerintah, menurut Suyanto, akan menata ulang mekanisme pengobatan yang akan dilakukan Ponari. Pengunjung akan diregistrasi danditentukan kapan kembali berobat. Begitu juga jumlah pasien akan dibatasi setiap harinya. “Ponari terlanjur diyakini masyarakat punya kelebihan, tidak arif kalau serta merta dihentikan,” ujar Suyanto.