Retro Capital Diprotes Massa
MEDAN
Ratusan massa tergabung dalam Gerakan Pemuda Sumatera Utara untuk Indonesia (Gapura) dan Forum Anti Maksiat Sumatera Utara (Famsu), menggelar demo di Capital Building Jalan Putri Hijau Medan, kemarin (12/12) malam
Massa yang datang menumpang 4 unit mobil pick-up, serempak menyebut klab Retro yang berada di gedung tersebut adalah sarang maksiat yang telah jadi rahasia umum dank arena itu dapat merusak generasi bangsa. “Gedung ini telah dijadikan tempat maksiat, cabut izinnya karena sudah banyak terjadi kekerasan di dalamnya, dan ungkap kasus penganiayaan yang terjadi di Retro Capital,” ungkap koordinator aksi, Hengki Irawan, dalam orasinya.
Disambung Hengki, instansi terkait harus segera mencabut izin Club Retro sehingga dapat menyelamatkan generasi bangsa karena sudah banyak yang menjadi korban di tempat hiburan tersebut. “Aksi kekerasan telah berulang kali terjadi disini, seperti pemukulan terhadap mahasiswa oleh aparat yang membeckingi tempat maksiat (club Retro) ini. Maka kami menuntut tempat ini harus sering dirazia,” kecam Hengki.
Dalam berorasi, massa membawa banyak poster yang memajang tulisan Retro sarang maksiat, Retro perusak generasi bangsa, stop kekerasan di Retro Capital. Puas selama satu jam menyampaikan orasinya, massa membubarkan diri dengan damai disaksikan Kepolisian setempat yang turun melakukan pengamanan.
MEDAN
Ratusan massa tergabung dalam Gerakan Pemuda Sumatera Utara untuk Indonesia (Gapura) dan Forum Anti Maksiat Sumatera Utara (Famsu), menggelar demo di Capital Building Jalan Putri Hijau Medan, kemarin (12/12) malam
Massa yang datang menumpang 4 unit mobil pick-up, serempak menyebut klab Retro yang berada di gedung tersebut adalah sarang maksiat yang telah jadi rahasia umum dank arena itu dapat merusak generasi bangsa. “Gedung ini telah dijadikan tempat maksiat, cabut izinnya karena sudah banyak terjadi kekerasan di dalamnya, dan ungkap kasus penganiayaan yang terjadi di Retro Capital,” ungkap koordinator aksi, Hengki Irawan, dalam orasinya.
Disambung Hengki, instansi terkait harus segera mencabut izin Club Retro sehingga dapat menyelamatkan generasi bangsa karena sudah banyak yang menjadi korban di tempat hiburan tersebut. “Aksi kekerasan telah berulang kali terjadi disini, seperti pemukulan terhadap mahasiswa oleh aparat yang membeckingi tempat maksiat (club Retro) ini. Maka kami menuntut tempat ini harus sering dirazia,” kecam Hengki.
Dalam berorasi, massa membawa banyak poster yang memajang tulisan Retro sarang maksiat, Retro perusak generasi bangsa, stop kekerasan di Retro Capital. Puas selama satu jam menyampaikan orasinya, massa membubarkan diri dengan damai disaksikan Kepolisian setempat yang turun melakukan pengamanan.