Seorang fotografer yang sedang menikmati liburan bersama rombongan di pantai yang dikelilingi hutan, masih asyiknya membidik keindahan alam tanpa mempedulikan hari menjelang malam.
Saat tersadar bahwa dia terlepas dari rombongan dan hujanpun mulai turun dengan derasnya, dia berlari menuju jalan setapak menuju hutan. Kilat menyambar mendirikan bulu roma, selang berapa lama menyusuri jalan setapak dikejauhan terlihat redup lampu mobil berjalan perlahan mendekati si fotografer.
Begitu mobil melintas di depannya tanpa pikir panjang langsung saja si fotografer meloncat naik kedalam mobil. Bertambahlah rasa takutnya ketika tahu mobil tersebut tidak ada sopirnya dan hanya dia sendiri dalam mobil yang berjalan begitu lambat, sambil sesekali saat ada tikungan mobil tersebut dikendalikan oleh sebuah tangan.
Doa tak hentinya dipanjatkan oleh si fotografer. Hingga akhirnya dia melihat cahaya dikejauhan dia pun melompat turun yang ternyata cahaya dari sebuah warung kopi, diapun lari menghampiri sambil tersenga-sengal, belum sempat dia menceritakan kejadian yang baru saja dialami dengan orang-orang yang berada di warung datanglah 2 orang pemuda yang basah kuyup sama seperti dirinya sambil menunjuk kearah si fotografer salah satu pemuda berkata “itu dia bangsat yang menaiki mobil kita saat kita sedang mendorong.” Pingsanlah si fotografer.