SEJAUH ini sebagian besar dari kita hanya memahami bahwa gejala homoseksualitas- -kecenderungan seksual terhadap sesama jenis? hanya terjadi pada manusia. Padahal, gejala homoseksualitas juga terjadi pada dunia binatang. Bahkan, sangat mungkin gejala pada hewan jauh lebih dulu daripada manusia. Sedikit dan masih terbatasnya pengetahuan kita terhadap sifat,
ciri, dan perilaku binatang, menjadi faktor yang menyebabkan mengapa kita"kurang bisa melihat" fenomena yang dianggap menyimpang tersebut.
Berdasarkan data, gejala homoseksualitas telah didokumentasikan pada
hampir 500 spesies binatang. Menurut para ahli, fakta ini menjadi indikasi
bahwa pilihan seksualitas pada dasarnya adalah sebuah kodrat yang harus
diterima dan dijalani. Yang lebih menarik, kecenderungan homoseksualitas tak
hanya terjadi pada hewan-hewan menyusui (mamalia) atau yang memiliki
hubungan kekerabatan (menurut cara pandang Teori Evolusi Darwin) dekat
dengan manusia, tapi juga terjadi pada hewan vertebrata yang kekerabatannya
jauh dengan manusia. Berikut ini ada sepuluh binatang yang tercatat
berperilaku homo menurut versi LiveScience. com.
Simpanse Bonobo
Simpanses dianggap memiliki hubungan paling dekat dengan kehidupan manusia. Simpanse Bonobo termasuk hewan yang "tak punya malu", mereka secara terbuka dan tanpa malu-malu melakukan kesenangan seksual. Hampir semua simpanse --kera tak berekor-- yang dikenal sebagai pecinta damai ini adalah biseksual dan sering menyelesaikan konflik dengan cara mengedepankan "bercinta, bukan perang". Mereka tergolong hewan yang sering bersetubuh, menjerit (melenguh) keras selama melakukan persetubuhan, dan sering pula terlibat dalam aktivitas homoseksualitas. Sekitar dua pertiga aktivitas homoseksualitas mereka dilakukan oleh simpanse betina. Jadi, sebagian besar simpanse adalah lesbian.
Kera muka merah
Kera muka merah (macaques) Jepang betina membentuk ikatan kuat satu sama
lain dan secara monogami. Maksudnya, mereka hanya memiliki satu pasangan
seksual pada saat bersamaan. Meski demikian, mereka memiliki beberapa
hubungan ini selama masa pembiakan mereka. Si betina terlibat dalam
aktivitas seksual seperti dalam bentuk rangsangan genital dan mengeluarkan
suara kesukaan mereka yang khas dalam bentuk bunyi yang merdu. Demikian juga
dengan sang jantan, terlibat dalam permainan homoseksual, namun mereka
kemudian cenderung meninggalkan pasangannya segera setelah melakukan apa yang dalam dunia manusia sering disebut dengan "a one night stand".
Bison Amerika
Di komunitas bison Amerka, pasangan homoseksual jantan-jantan cenderung lebih umum terjadi daripada pasangan heteroseksual jantan-betina. Hal ini
terutama terjadi karena bison betina kawin dengan bison jantan hanya sekali
dalam setahun. Selama musim kawin, bison jantan terlibat dalam aktivitas
seksual sesama jenis yang berlangsung beberapa kali dalam sehari. Lebih dari
55 persen pasangan bison jantan muda adalah dengan jenis kelamin yang sama.
Lumba-lumba Hidung Botol
Pada lumba-lumba hidung botol, aktivitas homoseksual terjadi dengan
frekuensi yang sama dengan permainan heteroseksual. Lumba-lumba hidung botol
jantan biasanya bersifat biseksual, namun mereka melewati beberapa periode
dengan menjadi homoseksual yang eksklusif. Aktivitas homoseksual mamalia (binatang menyusui) di laut ini termasuk oral seks di mana seekor
lumba-lumba mencoba merangsang lumba-lumba lainnya menggunakan moncongnya.
Lumba-lumba jantan juga menggosok-gosokkan penisnya yang sudah ereksi kepada tubuh pasangan mereka.
Jerapah
Jerapah jantan tergolong sering melakukan percumbuan di antara mereka.
Sering kali seekor jerapah jantan memeluk jerapah jantan lainnya sebelum ia pergi ke pasangannya (jerapah betina). Permainan "sayang-sayangan" ini bisa berlangsung cukup lama, satu jam. Menurut sebuah studi, satu dari 20 jerapah jantan ditemukan sedang berpelukan dengan jerapah jantan lainnya, meski hanya berlangsung sebentar. Dalam banyak kasus, aktivitas homoseksualitas lebih umum terjadi daripada heteroseksualitas.
Kijang Kob
Pada musim kawin, kijang betina rata-rata "bermesraan" dengan kijang
betina pasangannya selama satu jam. Di alam liar, pasangan homoseksual
mencapai 9 persen dari semua aktivitas seksual binatang menyesui ini. Selama
bercumbu, kijang pengejar berjalan pelan di belakang suatu kawanan dan mengangkat kaki depannya, menyentuh kijang betina lain di antara
kaki-kakinya. Setelah itu, hewan berkaki panjang ini pada akhirnya berjalan ke arah pasangannya.
Angsa hitam
Pasangan homoseksual pada angsa hitam mencapai lebih dari 20 persen dari
semua pasangan setiap tahunnya. Hampir seperempat dari seluruh keluarga
angsa hitam diinduki oleh pasangan homoseksual yang tinggal bersama selama
beberapa tahun. Pada saat itu, pasangan jantan menggunakan pelayanan angsa betina dengan cara kawin. Sekali angsa betina meletakkan telur, sang ayah mengusir pasangannya dan menetaskan telur-telur tersebut. Lain waktu, mereka menghalau pasangan heteroseksual dari sarang mereka dan mengadopsi telur-telur yang ada di sarang tersebut.
Walrus
Walrus jantan belum mencapai kedewasaan seksual mereka hingga berusia empat tahun. Selama itu, mereka lebih banyak melibatkan diri secara eksklusif dalam hubungan seks sejenis (homoseksual) . Walrus jantan yang lebih tua cenderung bersifat biseksual, kawin dengan walrus betina selama musim berbiak dan kawin dengan walrus jantan di sisa waktu tahun tersebut.
Walrus jantan saling menggosok badan mereka, memeluk satu sama lain, dan
bahkan tidur bersama dalam air.
Paus kelabu
Interaksi homoseksualitas menjadi sesuatu yang umum terjadi di kelompok
ikan paus kelabu. Dalam suatu "pesta tergelincir dan meluncur" (slip and
slide orgies), lima ikan paus jantan berguling-buling, menceburkan diri ke
laut,dan menggosokkan perut mereka terhadap ikan-ikan lain sedemikian rupa
sehingga alat kelamin mereka saling bersentuhan.
Ayam jantan Guyana
Ayam jantan Guyana (Guianan-Cock- of-the-Rock) menarik perhatian dengan
bertengger seperti burung sambil memperlihatkan kebanggaannya dalam sikap homoseksualitas. Sekitar 40 persen populasi jantan terlibat dalam bentuk abktivitas homoseksualitas dan persentase kecil saja yang terlibat dalam hubungan heteroseksualitas dengan betina.
ciri, dan perilaku binatang, menjadi faktor yang menyebabkan mengapa kita"kurang bisa melihat" fenomena yang dianggap menyimpang tersebut.
Berdasarkan data, gejala homoseksualitas telah didokumentasikan pada
hampir 500 spesies binatang. Menurut para ahli, fakta ini menjadi indikasi
bahwa pilihan seksualitas pada dasarnya adalah sebuah kodrat yang harus
diterima dan dijalani. Yang lebih menarik, kecenderungan homoseksualitas tak
hanya terjadi pada hewan-hewan menyusui (mamalia) atau yang memiliki
hubungan kekerabatan (menurut cara pandang Teori Evolusi Darwin) dekat
dengan manusia, tapi juga terjadi pada hewan vertebrata yang kekerabatannya
jauh dengan manusia. Berikut ini ada sepuluh binatang yang tercatat
berperilaku homo menurut versi LiveScience. com.
Simpanse Bonobo
Simpanses dianggap memiliki hubungan paling dekat dengan kehidupan manusia. Simpanse Bonobo termasuk hewan yang "tak punya malu", mereka secara terbuka dan tanpa malu-malu melakukan kesenangan seksual. Hampir semua simpanse --kera tak berekor-- yang dikenal sebagai pecinta damai ini adalah biseksual dan sering menyelesaikan konflik dengan cara mengedepankan "bercinta, bukan perang". Mereka tergolong hewan yang sering bersetubuh, menjerit (melenguh) keras selama melakukan persetubuhan, dan sering pula terlibat dalam aktivitas homoseksualitas. Sekitar dua pertiga aktivitas homoseksualitas mereka dilakukan oleh simpanse betina. Jadi, sebagian besar simpanse adalah lesbian.
Kera muka merah
Kera muka merah (macaques) Jepang betina membentuk ikatan kuat satu sama
lain dan secara monogami. Maksudnya, mereka hanya memiliki satu pasangan
seksual pada saat bersamaan. Meski demikian, mereka memiliki beberapa
hubungan ini selama masa pembiakan mereka. Si betina terlibat dalam
aktivitas seksual seperti dalam bentuk rangsangan genital dan mengeluarkan
suara kesukaan mereka yang khas dalam bentuk bunyi yang merdu. Demikian juga
dengan sang jantan, terlibat dalam permainan homoseksual, namun mereka
kemudian cenderung meninggalkan pasangannya segera setelah melakukan apa yang dalam dunia manusia sering disebut dengan "a one night stand".
Bison Amerika
Di komunitas bison Amerka, pasangan homoseksual jantan-jantan cenderung lebih umum terjadi daripada pasangan heteroseksual jantan-betina. Hal ini
terutama terjadi karena bison betina kawin dengan bison jantan hanya sekali
dalam setahun. Selama musim kawin, bison jantan terlibat dalam aktivitas
seksual sesama jenis yang berlangsung beberapa kali dalam sehari. Lebih dari
55 persen pasangan bison jantan muda adalah dengan jenis kelamin yang sama.
Lumba-lumba Hidung Botol
Pada lumba-lumba hidung botol, aktivitas homoseksual terjadi dengan
frekuensi yang sama dengan permainan heteroseksual. Lumba-lumba hidung botol
jantan biasanya bersifat biseksual, namun mereka melewati beberapa periode
dengan menjadi homoseksual yang eksklusif. Aktivitas homoseksual mamalia (binatang menyusui) di laut ini termasuk oral seks di mana seekor
lumba-lumba mencoba merangsang lumba-lumba lainnya menggunakan moncongnya.
Lumba-lumba jantan juga menggosok-gosokkan penisnya yang sudah ereksi kepada tubuh pasangan mereka.
Jerapah
Jerapah jantan tergolong sering melakukan percumbuan di antara mereka.
Sering kali seekor jerapah jantan memeluk jerapah jantan lainnya sebelum ia pergi ke pasangannya (jerapah betina). Permainan "sayang-sayangan" ini bisa berlangsung cukup lama, satu jam. Menurut sebuah studi, satu dari 20 jerapah jantan ditemukan sedang berpelukan dengan jerapah jantan lainnya, meski hanya berlangsung sebentar. Dalam banyak kasus, aktivitas homoseksualitas lebih umum terjadi daripada heteroseksualitas.
Kijang Kob
Pada musim kawin, kijang betina rata-rata "bermesraan" dengan kijang
betina pasangannya selama satu jam. Di alam liar, pasangan homoseksual
mencapai 9 persen dari semua aktivitas seksual binatang menyesui ini. Selama
bercumbu, kijang pengejar berjalan pelan di belakang suatu kawanan dan mengangkat kaki depannya, menyentuh kijang betina lain di antara
kaki-kakinya. Setelah itu, hewan berkaki panjang ini pada akhirnya berjalan ke arah pasangannya.
Angsa hitam
Pasangan homoseksual pada angsa hitam mencapai lebih dari 20 persen dari
semua pasangan setiap tahunnya. Hampir seperempat dari seluruh keluarga
angsa hitam diinduki oleh pasangan homoseksual yang tinggal bersama selama
beberapa tahun. Pada saat itu, pasangan jantan menggunakan pelayanan angsa betina dengan cara kawin. Sekali angsa betina meletakkan telur, sang ayah mengusir pasangannya dan menetaskan telur-telur tersebut. Lain waktu, mereka menghalau pasangan heteroseksual dari sarang mereka dan mengadopsi telur-telur yang ada di sarang tersebut.
Walrus
Walrus jantan belum mencapai kedewasaan seksual mereka hingga berusia empat tahun. Selama itu, mereka lebih banyak melibatkan diri secara eksklusif dalam hubungan seks sejenis (homoseksual) . Walrus jantan yang lebih tua cenderung bersifat biseksual, kawin dengan walrus betina selama musim berbiak dan kawin dengan walrus jantan di sisa waktu tahun tersebut.
Walrus jantan saling menggosok badan mereka, memeluk satu sama lain, dan
bahkan tidur bersama dalam air.
Paus kelabu
Interaksi homoseksualitas menjadi sesuatu yang umum terjadi di kelompok
ikan paus kelabu. Dalam suatu "pesta tergelincir dan meluncur" (slip and
slide orgies), lima ikan paus jantan berguling-buling, menceburkan diri ke
laut,dan menggosokkan perut mereka terhadap ikan-ikan lain sedemikian rupa
sehingga alat kelamin mereka saling bersentuhan.
Ayam jantan Guyana
Ayam jantan Guyana (Guianan-Cock- of-the-Rock) menarik perhatian dengan
bertengger seperti burung sambil memperlihatkan kebanggaannya dalam sikap homoseksualitas. Sekitar 40 persen populasi jantan terlibat dalam bentuk abktivitas homoseksualitas dan persentase kecil saja yang terlibat dalam hubungan heteroseksualitas dengan betina.