Bagi Anda yang ingin menikmati sajian dengan cara yang unik, mungkin tidak ada salahnya menyambangi Blind Cafe. Kafe yang terletak tidakjauh dari Stasiun Kereta Api Bandung ini menawarkan sensasi makan yang rada aneh: suasana gelap total.
Empunya Blind Cafe Arie Kurniawan mengaku, konsep kafe miliknya adalah menciptakan sensasi baru dalam pengalaman kuliner. “Konsep ini adalah yang pertamadan satu-satunya di Indonesia,” klaimnya.
Sejak dibuka awal Februari lalu, setiap pekan ada 400 orang yang gelap-gelapan di Blind Cafe.
Arie yakin, ketika pengunjung berhadapan dengan suasana gelap gulita, indera pengecap akan lebih peka dalam mencicipi makanan yang tersaji.
Sebelum masuk ke dalam “kegelapan” kafe yang berkapasitas 40 orang ini, para pengunjung dipersilakan memilih menu terlebih dahulu. Tak perlu bingung, menunya juga tak terlalu beragam.
Untuk bisa mencicipi hidangan di kafe ini, Anda cukup merogoh kocek Rp 50.000 per orang. Anda bakal mendapat sajian paket hidangan utama, hidangan penutup dan minuman ringan.
Untuk hidangan utama, Blind Cafe menyajikan sirloin & tenderloin steak, chicken steak, spaghetty bolognaise, chicken mayonnaise, dan nasi goreng. Sedangkan untuk hidangan penutup tersaji banana split, jelly cocktail, mixed ice cream, dan bul-bul inside yang terbuat dari campuran buah-buah segar.
Setelah memilih menu, Anda bakal mendapat penjelasan mengenai beberapa peraturan dan situasi yang akan Anda temui di dalam ruangan. Salah satu peraturan yang harus Anda taati adalah: tidak boleh membawa barangbarang yang dapat memancarkan cahaya, seperti ponsel dan korek api. Anda harus menitipkan dan menyimpannya di loker-loker yang telah tersedia di depan kafe.
Setelah itu, pelayan kafe akan membimbing Anda masuk. Bagi rombongan harus saling meletakkan tangan ke pundak teman yang berada di depan. Jadi, berbaris kayak bermain kereta api-kereta apian di masa kecil dulu.
Suasana gelap mulai menghadang. Biang keroknya, sekeliling ruangan kafe ini ditutupi tirai hitam. Pramusaji akan memandu Anda memilih tempat duduk. Kok, bisa? Kan, gelap? Delapan pelayan di Blind Cafe membekali diri dengan kacamata infra merah yang mampu menembus kegelapan.
Oh, ya, jika Anda datang berdua dengan pasangan, pramusaji akan menawarkan, apakan ingin duduk berhadapan atau bersebelahan dengan pasangan Anda.
Tangan Anda harus jago meraba-raba
Setelah mendudukkan pantat, Anda bisa mulai meraba meja dan posisi tempat duduk sambil berbincang atau menunggu hingga menu makanan tersaji di hadapan Anda. Setelah pesanan tersaji, pelayan akan memberitahu posisi piring, sendok, garpu, dan gelas minuman Anda.
Di sinilah sensasi makan di suasana gelap total dimulai. Anda akan menikmati makanan dan minuman dalam suasana gelap gulita. Indera Anda akan lebih focus pada rasa makanan, tanpa direcoki oleh pemandangan, gebyar- gebyar lampu, atau aneka hiasan pada makanan atau ruangan.
Untuk mulai makan, mau tidak mau, Anda mesti meraba satu per satu menu yang tersaji. Tentu, asal jangan salah raba saja, ya….
Bagi Anda yang memesan steak, tentu tidak mudah mengiris daging secara benar di dalam kegelapan.
Tapi, tak perlu bingung, sebab steak yang disajikan telah dipotong kecil-kecil. Sehingga, lebih mudah untuk memasukkannya ke dalam mulut. Menurut Arie, saban akhir pekan, dirinya bisa menghabiskan lebih dari 10 kg daging sapi.
Menggunakan sendok dan garpu serta pisau di dalam ruangan yang serba-gelap tentu saja takmudah. Jadi, bagi Anda yang sudah menyerah, tidak ada salahnya menyantap makanan dengan menggunakan tangan. Soalnya jari-jemari akan lebih mudah merasakan makanan yang akan masuk ke dalam mulut.
Pelayan akan memberitahu apakah makanan kita masih ada yang tersisa atau sudah tandas.
Mereka juga akan mendampingi Anda di samping meja selama mencoba sensasi makan ini. “Tapi, kalau pengunjung menginginkan privasi, kami bisa tinggalkan, kok,” ujar Manajer Operasional Cafe Blind Ornie.
Sambil menikmati hidangan, Blind Cafe juga memanjakan pengunjungnya dengan alunan musik jazz. Setelah menu utama habis, Anda bisa pula mencicipi menu penutup. Lagi-lagi, tak mudah bukan makan es krim dalam kegelapan.
Kalau semua makanan di atas meja telah ludes, pelayan pun akan memberi tahu. Mereka juga akan menanyakan tentang apa saja yang Anda rasakan sepanjang menyantap kudapan di Blind Cafe.
Tertarik makan di tengah kegelapan kafe ini?
+++++
Gelas dan Piring Pecah Bukanlah Masalah
Konsep penyajian makanan ruangan gelap gulita memang hal baru dalam dunia kuliner di Indonesia. Cafe Blind merupakan pelopor dan satu-satunya di Indonesia.
Sementara, di negara lain seperti China, Amerika, dan Australia, konsep makan di kegelapan atau yang dikenal dengan istilah dining in the dark ini sudah sangat diminati banyak orang.
Blind Cafe buka mulai pukul 12 siang hingga pukul 2 dini hari. Menyuguhkan petualangan menyantap makanan yang benar-benar unik, Anda dipaksa merabaraba sendok, garpu, makanan, dan gelas minuman. Semua perangkat makan berasal dari bahan yang mudah pecah. Dalam keadaan gelap gulita, tentu sulit untuk meraihnya. Salah sedikit, gelas itu akan jatuh dan pecah. Namun, Manajer Operasional kafe ini Omie menjelaskan, pengunjung tidak perlu menanggung gelas maupun piring yang pecah. Pasalnya, harga yang dibebankan kepada konsumen sudah termasuk ke dalam risiko jika gelas atau piring pecah tersebut. “Biasanya, pengunjung lebih berhati-hati jika makan di tempat gelap,” katanya.
Menurut Omie, banyak pengunjung yang ingin mencoba kacamata inframerah milik pelayan, dan melihat ruangan kafe. Namun, itu tidak diperbolehkan. “Dibayar berapa pun kami tidak boleh meminjamkannya,” ujarnya.
Maklum, Blind Cafe menjual keunikan bersantap di ruangan gelap.
Kalau pengunjung mengetahui kondisi ruangan dan makanan, sensasinya akan hilang. Meski kafe ini mengandalkan sensasi makan yang unik dan berbeda, bukan berarti pengunjung di kafe ini hanya sekadar mencoba.
Tidak sedikit pengunjung yang datang berulang kali untuk menjajal kembali hidangan dan suasana di kafe ini. Oh, ya, Blind Cafe berencana ekspansi ke Jakarta. “Tahun depan saya akan buat di Jakarta,” tekad pemilik Blind Café Arie Kurniawan.
Blind Cafe
Jl. Pasirkaliki 16 C-D Lantai 2
Kompleks Grand Eastern,
Bandung.
Telepon (022) 4266004
Empunya Blind Cafe Arie Kurniawan mengaku, konsep kafe miliknya adalah menciptakan sensasi baru dalam pengalaman kuliner. “Konsep ini adalah yang pertamadan satu-satunya di Indonesia,” klaimnya.
Sejak dibuka awal Februari lalu, setiap pekan ada 400 orang yang gelap-gelapan di Blind Cafe.
Arie yakin, ketika pengunjung berhadapan dengan suasana gelap gulita, indera pengecap akan lebih peka dalam mencicipi makanan yang tersaji.
Sebelum masuk ke dalam “kegelapan” kafe yang berkapasitas 40 orang ini, para pengunjung dipersilakan memilih menu terlebih dahulu. Tak perlu bingung, menunya juga tak terlalu beragam.
Untuk bisa mencicipi hidangan di kafe ini, Anda cukup merogoh kocek Rp 50.000 per orang. Anda bakal mendapat sajian paket hidangan utama, hidangan penutup dan minuman ringan.
Untuk hidangan utama, Blind Cafe menyajikan sirloin & tenderloin steak, chicken steak, spaghetty bolognaise, chicken mayonnaise, dan nasi goreng. Sedangkan untuk hidangan penutup tersaji banana split, jelly cocktail, mixed ice cream, dan bul-bul inside yang terbuat dari campuran buah-buah segar.
Setelah memilih menu, Anda bakal mendapat penjelasan mengenai beberapa peraturan dan situasi yang akan Anda temui di dalam ruangan. Salah satu peraturan yang harus Anda taati adalah: tidak boleh membawa barangbarang yang dapat memancarkan cahaya, seperti ponsel dan korek api. Anda harus menitipkan dan menyimpannya di loker-loker yang telah tersedia di depan kafe.
Setelah itu, pelayan kafe akan membimbing Anda masuk. Bagi rombongan harus saling meletakkan tangan ke pundak teman yang berada di depan. Jadi, berbaris kayak bermain kereta api-kereta apian di masa kecil dulu.
Suasana gelap mulai menghadang. Biang keroknya, sekeliling ruangan kafe ini ditutupi tirai hitam. Pramusaji akan memandu Anda memilih tempat duduk. Kok, bisa? Kan, gelap? Delapan pelayan di Blind Cafe membekali diri dengan kacamata infra merah yang mampu menembus kegelapan.
Oh, ya, jika Anda datang berdua dengan pasangan, pramusaji akan menawarkan, apakan ingin duduk berhadapan atau bersebelahan dengan pasangan Anda.
Tangan Anda harus jago meraba-raba
Setelah mendudukkan pantat, Anda bisa mulai meraba meja dan posisi tempat duduk sambil berbincang atau menunggu hingga menu makanan tersaji di hadapan Anda. Setelah pesanan tersaji, pelayan akan memberitahu posisi piring, sendok, garpu, dan gelas minuman Anda.
Di sinilah sensasi makan di suasana gelap total dimulai. Anda akan menikmati makanan dan minuman dalam suasana gelap gulita. Indera Anda akan lebih focus pada rasa makanan, tanpa direcoki oleh pemandangan, gebyar- gebyar lampu, atau aneka hiasan pada makanan atau ruangan.
Untuk mulai makan, mau tidak mau, Anda mesti meraba satu per satu menu yang tersaji. Tentu, asal jangan salah raba saja, ya….
Bagi Anda yang memesan steak, tentu tidak mudah mengiris daging secara benar di dalam kegelapan.
Tapi, tak perlu bingung, sebab steak yang disajikan telah dipotong kecil-kecil. Sehingga, lebih mudah untuk memasukkannya ke dalam mulut. Menurut Arie, saban akhir pekan, dirinya bisa menghabiskan lebih dari 10 kg daging sapi.
Menggunakan sendok dan garpu serta pisau di dalam ruangan yang serba-gelap tentu saja takmudah. Jadi, bagi Anda yang sudah menyerah, tidak ada salahnya menyantap makanan dengan menggunakan tangan. Soalnya jari-jemari akan lebih mudah merasakan makanan yang akan masuk ke dalam mulut.
Pelayan akan memberitahu apakah makanan kita masih ada yang tersisa atau sudah tandas.
Mereka juga akan mendampingi Anda di samping meja selama mencoba sensasi makan ini. “Tapi, kalau pengunjung menginginkan privasi, kami bisa tinggalkan, kok,” ujar Manajer Operasional Cafe Blind Ornie.
Sambil menikmati hidangan, Blind Cafe juga memanjakan pengunjungnya dengan alunan musik jazz. Setelah menu utama habis, Anda bisa pula mencicipi menu penutup. Lagi-lagi, tak mudah bukan makan es krim dalam kegelapan.
Kalau semua makanan di atas meja telah ludes, pelayan pun akan memberi tahu. Mereka juga akan menanyakan tentang apa saja yang Anda rasakan sepanjang menyantap kudapan di Blind Cafe.
Tertarik makan di tengah kegelapan kafe ini?
+++++
Gelas dan Piring Pecah Bukanlah Masalah
Konsep penyajian makanan ruangan gelap gulita memang hal baru dalam dunia kuliner di Indonesia. Cafe Blind merupakan pelopor dan satu-satunya di Indonesia.
Sementara, di negara lain seperti China, Amerika, dan Australia, konsep makan di kegelapan atau yang dikenal dengan istilah dining in the dark ini sudah sangat diminati banyak orang.
Blind Cafe buka mulai pukul 12 siang hingga pukul 2 dini hari. Menyuguhkan petualangan menyantap makanan yang benar-benar unik, Anda dipaksa merabaraba sendok, garpu, makanan, dan gelas minuman. Semua perangkat makan berasal dari bahan yang mudah pecah. Dalam keadaan gelap gulita, tentu sulit untuk meraihnya. Salah sedikit, gelas itu akan jatuh dan pecah. Namun, Manajer Operasional kafe ini Omie menjelaskan, pengunjung tidak perlu menanggung gelas maupun piring yang pecah. Pasalnya, harga yang dibebankan kepada konsumen sudah termasuk ke dalam risiko jika gelas atau piring pecah tersebut. “Biasanya, pengunjung lebih berhati-hati jika makan di tempat gelap,” katanya.
Menurut Omie, banyak pengunjung yang ingin mencoba kacamata inframerah milik pelayan, dan melihat ruangan kafe. Namun, itu tidak diperbolehkan. “Dibayar berapa pun kami tidak boleh meminjamkannya,” ujarnya.
Maklum, Blind Cafe menjual keunikan bersantap di ruangan gelap.
Kalau pengunjung mengetahui kondisi ruangan dan makanan, sensasinya akan hilang. Meski kafe ini mengandalkan sensasi makan yang unik dan berbeda, bukan berarti pengunjung di kafe ini hanya sekadar mencoba.
Tidak sedikit pengunjung yang datang berulang kali untuk menjajal kembali hidangan dan suasana di kafe ini. Oh, ya, Blind Cafe berencana ekspansi ke Jakarta. “Tahun depan saya akan buat di Jakarta,” tekad pemilik Blind Café Arie Kurniawan.
Blind Cafe
Jl. Pasirkaliki 16 C-D Lantai 2
Kompleks Grand Eastern,
Bandung.
Telepon (022) 4266004