Seorang nenek usia 61 tahun warga negara Jepang melahirkan cucunya sendiri dengan menggunakan sel telur milik anak perempuannya. Demikian diungkapkan petugas klinik setempat, Kamis.
Ibu pengganti memang sangat jarang di dunia, juga di Jepang dan dilarang oleh kelompok-kelompok industri tetapi mereka melakukannya meski ilegal. Klinik Maternitas Suwa di Nagano, barat laut Tokyo menolak menyediakan informasi seperti tanggal lahir, jenis kelamin bayi-bayi yang lahir dengan ibu pengganti itu. Demikian berita-berita media setempat melaporkan, tahun lalu.
Pihak klinik mengatakan, mereka melakukan prosedur ini karena si wanita atau calon ibu tak memiliki uterus, tetapi tidak memberitahu secara detil kenapa dia mengalami hal ini. Ibu pengganti ini menggunakan telur donor subur milik anaknya sendiri.
"Baik ibu pengganti dan bayinya dalam keadaan sehat," jelas Chihiro Netsu, juru bicara klinik Maternitas. Dr. Yahiro Netsu yang mengepalai klinik sudah lama sekali menantang kaum oposisi untuk menjalankan prosedur semacam, karena menganggap bahwa seharusnya ada pilihan yang tepat untuk menolong wanita yang tidak subur agar bisa memiliki bayi.
Netsu mengungkapkan, tahun 2001 adalah pertamakalinya prosedur ibu pengganti sukses dijalankan. Di tahun 1998, Netsu dikeluarkan dari asosiasi ginekologi Jepang (asosiasi ahli kandungan) karena melakukan prsosedur bayi tabung dengan telur dan sperma donor dari pasangan tidak menikah, meskipun kemudian tidak jadi.
Jurubicara klinik mengatakan, wanita tua usia 61 tahun ini yakin bahwa dirinya adalah ibu pengganti yang paling tua di Jepang. Dan dilaporkan bahwa dia adalah wanita tertua yang pernah melahirkan di Jepang.
Kementrian Kesehatan Jepang tidak merilis dengan tepat statistik usia ibu-ibu melahirkan di Jepang pada umumnya. Hanya dikatakan wanita paling tertua yang pernah melahirkan bayi usianya 55 tahun atau sedikit lebih tua, di tahun 2006.
Koran Manichi melaporkan bahwa ada seorang ibu tertua yang pernah melahirkan yakni 60 tahun. Dia dicangkok dengan telurnya sendiri yang telah dibuahi di Amerika Serikat.
Japan Society of Obstetrics and Gynecology, sebuah lembaga beranggotakan 15000 dokter kandungan melarang prosedur ini. Meski begitu ada beberapa klinik yang melakukannya.
Di Klinik Maternitas Suwa, sekitar delapan ibu pengganti telah melahirkan bayi. Dari delapan itu, empat telah melahirkan bayi dengan menggunakan sel telur milik-milik anak-anak perempuannya.
Klinik ini melaporkan hasil ini ke Konferensi Japan Society of Fertilization and Implantation akhi bulan ini. Inilah pertama kalinya persoalan fertilisasi dan ibu pengganti diungkapkan dalam konferensi, ujar Netsu.
Ibu pengganti memang sangat jarang di dunia, juga di Jepang dan dilarang oleh kelompok-kelompok industri tetapi mereka melakukannya meski ilegal. Klinik Maternitas Suwa di Nagano, barat laut Tokyo menolak menyediakan informasi seperti tanggal lahir, jenis kelamin bayi-bayi yang lahir dengan ibu pengganti itu. Demikian berita-berita media setempat melaporkan, tahun lalu.
Pihak klinik mengatakan, mereka melakukan prosedur ini karena si wanita atau calon ibu tak memiliki uterus, tetapi tidak memberitahu secara detil kenapa dia mengalami hal ini. Ibu pengganti ini menggunakan telur donor subur milik anaknya sendiri.
"Baik ibu pengganti dan bayinya dalam keadaan sehat," jelas Chihiro Netsu, juru bicara klinik Maternitas. Dr. Yahiro Netsu yang mengepalai klinik sudah lama sekali menantang kaum oposisi untuk menjalankan prosedur semacam, karena menganggap bahwa seharusnya ada pilihan yang tepat untuk menolong wanita yang tidak subur agar bisa memiliki bayi.
Netsu mengungkapkan, tahun 2001 adalah pertamakalinya prosedur ibu pengganti sukses dijalankan. Di tahun 1998, Netsu dikeluarkan dari asosiasi ginekologi Jepang (asosiasi ahli kandungan) karena melakukan prsosedur bayi tabung dengan telur dan sperma donor dari pasangan tidak menikah, meskipun kemudian tidak jadi.
Jurubicara klinik mengatakan, wanita tua usia 61 tahun ini yakin bahwa dirinya adalah ibu pengganti yang paling tua di Jepang. Dan dilaporkan bahwa dia adalah wanita tertua yang pernah melahirkan di Jepang.
Kementrian Kesehatan Jepang tidak merilis dengan tepat statistik usia ibu-ibu melahirkan di Jepang pada umumnya. Hanya dikatakan wanita paling tertua yang pernah melahirkan bayi usianya 55 tahun atau sedikit lebih tua, di tahun 2006.
Koran Manichi melaporkan bahwa ada seorang ibu tertua yang pernah melahirkan yakni 60 tahun. Dia dicangkok dengan telurnya sendiri yang telah dibuahi di Amerika Serikat.
Japan Society of Obstetrics and Gynecology, sebuah lembaga beranggotakan 15000 dokter kandungan melarang prosedur ini. Meski begitu ada beberapa klinik yang melakukannya.
Di Klinik Maternitas Suwa, sekitar delapan ibu pengganti telah melahirkan bayi. Dari delapan itu, empat telah melahirkan bayi dengan menggunakan sel telur milik-milik anak-anak perempuannya.
Klinik ini melaporkan hasil ini ke Konferensi Japan Society of Fertilization and Implantation akhi bulan ini. Inilah pertama kalinya persoalan fertilisasi dan ibu pengganti diungkapkan dalam konferensi, ujar Netsu.